Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Home » Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik & Komunal

Apa Itu IPAL?

Pengolahan air limbah menjadi permasalahan yang serius di Indonesia karena kota – kota semakin berkembang sehingga menghasilkan limbah yang banyak. Perlu peran perusahaan pengolahan air karena apabila tidak ada pusat pengolahan maka air limbah akan menjadi ancaman nyata untuk masyarakat sekitar.

Banyak penyakit yang mengancam kesehatan yang timbul akibat dari limbah tersebut. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) adalah sistem yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga air tersebut dapat digunakan kembali pada aktivitas yang lain.

Fungsi dan Manfaat IPAL

IPAL memiliki beberapa fungsi dan manfaat bagi lingkungan, yaitu :

1. Memurnikan Air Limbah Menjadi Bersih
Air limbah yang tercemar oleh zat-zat sisa dari produksi pabrik atau kegiatan rumah tangga seperti mencuci pakaian, piring dan mandi.

2. Menjaga Ekosistem Lingkungan
Air yang telah diolah dapat digunakan kembali oleh pabrik atau aman ketika dibuang dan tidak merusak lingkungan serta membahayakan mahkluk hidup serta tumbuhan disekitar termasuk manusia.

Sistem pengolahan akan memproses air limbah sehingga dapat diuraikan oleh mikroorganisme di alam sehingga pengolahan air ini selaras dengan pemurnian air bersih secara alami. Seperti yang diketahui, kualitas air di beberapa kota di Indonesia dinilai sangat buruk sehingga menjadi kewajiban perusahaan atau pabrik melakukan sistem pengolahan air terpadu.

Namun terkadang yang menjadi masalah untuk perusahaan adalah dana yang besar untuk membangun sistem pengolahan air limbah tersebut serta biaya operasi dan maintenance setiap bulan. Oleh karena itu, dibutuhkan rencana yang matang dalam memilih teknologi, pengumpulan data dan proses pengolahan air yang efektif sehingga akan menghemat dana perusahaan namun tetap menghasilkan sistem IPAL yang baik.

Proses pengolahan air limbah pada banyak perusahaan terdiri dari 5 tahapan, antara lain:

1. Pre Treatment

Pada tahap ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan minyak & padatan dalam aliran air limbah. Beberapa proses tersebut adalah equalization and storage, oil separation, dll.

2. Primary Treatment

Pada dasarnya, sama seperti pada pengolahan diatas namun berbeda pada prosesnya yaitu chemical addition, coagulation, flotation, dll.

3. Secondary Treatment

Proses ini bersifat menghilangkan zat-zat yang terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan pada proses sebelumnya. Peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, dll.

4. Tertiary Treatment

Proses ini ialah coagulation and sedimentation, carbon adsorption, membrane separation, ion exchange, dll.

5. Sludge Treatment

Pada tahap keempat biasanya menghasilkan lumpur sehingga harus diolah kembali melalui beberapa proses pengolahan yaitu pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, incineration, dll.

Proses diatas biasanya untuk membuang sisa-sisa pengolahan untuk dibuang ke alam bebas, namun beberapa sistem pengolahan air limbah ada yang memurnikan air agar dapat digunakan kembali oleh manusia namun tentunya beresiko karena tidak dapat menghilangkan zat-zat berbahaya secara keseluruhan.

Sistem pengolahan seperti itu biasanya di daerah-daerah yang memang benar-benar kekurangan air bersih, namun umumnya di Indonesia proses tersebut tidak dilakukan dengan alasan kesehatan. Untuk selengkapnya Anda bisa baca disini.

Akibat dari air limbah bagi kehidupan masyarakat

Air limbah yang dihasilkan oleh beberapa pabrik memberi dampak yang buruk bagi lingkungan sekitar. Beberapa dampak yang diketahui secara langsung, antara lain:

1. Makhluk hidup di air dapat mati
Pencemaran air yang terkontaminasi limbah dapat menurunkan jumlah oksigen sehingga dapat menyebabkan banyak mahkluk hidup di air mati akibat kekurangan oksigen.

2. Penyakit Kulit
Sungai yang tercemar oleh limbah pabrik biasanya mengakibatkan masyarakat sekitar tidak dapat mengakses kembali air bersih, jika dipaksakan maka masyarakat akan menderita penyakit kulit yang berbahaya

3. Tanah Tidak Subur

Air yang mengandung zat-zat berbahaya dapat mengganggu kesuburan tanah karena zat polutan akan ikut masuk kedalam tanah yang akan merusak tanah tersebut.

Meskipun sedemikian berbahaya air limbah untuk lingkungan sekitar, IPAL diabaikan oleh perusahaan karena membutuhkan biaya besar dalam kegiatannya. Seharusnya ada peraturan daerah yang mewajibkan pengolahan air di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Perlu diketahui, Jakarta terancam akan kehilangan sumber mata air bersih dari tanah karena sudah terlalu banyak pusat pembuangan limbah yang dekat dengan sumber mata air ini.

Salah satunya adalah penggunaan septic tank, limbah deterjen dan yang lainnya di kawasan perumahan sehingga menurut penelitian air di kawasan Jakarta sudah tercemar dengan bakteri e-Coli serta logam berat lain akibat nihilnya pengolahan air untuk perusahaan. Pengolahan air tentu dapat membantu mengatasi masalah air limbah di beberapa kota dan mencegah pencemaran yang lebih luas yang berakibat pada kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Hingga saat ini belum banyak teknologi dan metode yang membuat air benar-benar bebas dari limbah, sehingga sistem pengolahan air limbah masih dibutuhkan. Dibutuhkan kesadaran bersama khususnya pelaku industri untuk lebih memperhatikan air limbah yang dihasilkan oleh pabrik mereka dengan membuat pengolahan air yang benar agar alam kita lebih bersih dan masyarakat sekitar pabrik tidak perlu khawatir akan penyakit akibat pencemaran sungai.

water treatment plant (wtp)

Beberapa pengolongan pengolahan air, antara lain:

1. STP Pengolahan air limbah

Sewage Treament Plant adalah IPAL yang ditujukan untuk limbah domestik seperti rumah tangga, kantin, puskesmas maupun rumah sakit. Produk limbahnya biasanya deterjen, minyak serta sisa makanan, dll. Dengan menggunakan STP diharapkan limbah tersebut tidak lagi berbahaya bagi lingkungan sekitar.

2. WWTP pengolahan air limbah

Wastewater Treatment Plant atau bisa disebut dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan rangkaian proses yang dilakukan dalam tujuan menghilangkan zat anorganik dan organik dari air sehingga dapat digunakan kembali untuk kegiatan produktif. Biasanya WWTP dilakukan untuk mengolah air limbah pertanian, perkotaan, serta aktivitas pertambangan.

Baca Juga: Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Tricking Filter

Macam-macam teknologi yang digunakan untuk pengolahan air limbah, antara lain

1. Clarifier pengolahan air limbah

Clarifier merupakan proses pengolahan air limbah sederhana, dengan menggunakan chemical yang biasa disebut Koagulan maupun Floakulan untuk mengendapkan kotoran yang tersuspensi / Koloid, mengumpulkan dan mengendapkan kotoran tersebut. sehingga dihasilkan air yang bersih secara fisik. Keuntungan menggunakan teknologi clarifier lamella adalah menghasilkan air bersih dan higienis, operasional yang mudah dan efisien, serta hemat ruang karena mesin berukuran ramping.

2. Ultrafiltrasi pengolahan air limbah

Ultrafiltrasi merupakan proses pengolahan yang merupakan pengganti dari Clarifier, dengan hanya membutuhkan tempat yang tidak terlalu besar, Ultrafiltrasi banyak digunakan untuk menggantikan fungsi dari clarifier. Keuntungan IPAL menggunakan teknologi ultrafiltrasi adalah sistem mudah diaplikasikan, mudah menyaring konsentrat dalam pengolahan air limbah, dapat menyaring film forming pada air.

3. Bioteknologi Pengolahan air limbah

Di negara Belanda, proses pengolahan limbah menggunakan bioteknologi berkembang secara pesat sehingga menjadi perhatian utama para pemerhati kesehatan atau dokter karena dalam proses pengolahan, limbah dapat diurai tanpa menggunakan zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia namun menggunakan bakteri yang jauh lebih aman.

Instalasi Pengolahan Air Limbah

A. Jenis Pengolahan Air Limbah

IPAL dapat dibedakan menjadi tiga jenis pengolahan yaitu : IPAL secara fisika, kimiawi dan biologi.

– Pengolahan air menggunakan cara fisika :

Pengolahan air limbah secara fisika dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat mekanis dari air itu sendiri seperti melakukan pengendapan, penyaringan atau filtrasi, adsorpsi tanpa ada penambahan bahan kimia sedikitpun.

– Pengolahan air menggunakan cara kimiawi :

Proses pengolahan air secara kimia biasanya ditujukan untuk netralisasi limbah asam, proses pemisahan lumpur dari air, mengurangi ketebalan konsentrasi minyak dan lemak hingga oksidasi racun pada air. Pengolahan air limbah ini menggunakan bahan atau zat-zat kimia seperti tawas.

– Pengolahan mengunakan cara biologi :

Pengolahan air limbah secara biologi adalah memanfaatkan kinerja mikroorganisme yang bertugas untuk menguraikan bahan – bahan organik yang ada dalam air menjadi tidak berbahaya untuk kesehatan.

Pengolahan air limbah industri

B. Sumber Air Limbah

  • Limbah dari Industri
    Potensi perkembangan industri yang semakin pesat di Indonesia menimbulkan keuntungan bagi ekonomi namun tidak dipungkiri ada kerugian yang tidak dapat dihindari yaitu masalah lingkungan yang serius. Pembuangan air limbah pabrik mengakibatkan sungai tercemar oleh limbah pabrik sehingga merugikan masyarakat sekitar dan yang tinggal di sepanjang aliran sungai karena tidak dapat memanfaatkan lagi air sungai yang bersih.

    Sikap perusahaan yang hanya mementingkan profit dan kurangnya penegakan peraturan di daerah akibat pencemaran aliran air sungai mengakibatkan timbul ketidakpercayaan dari masyarakat bahwa industri akan melakukan pengolahan limbah secara baik dan benar sesuai aturan yang berlaku. Serta masyarakat juga ingin ada tindakan nyata berupa ganti rugi pada masyarakat yang selama ini terdampak langsung akibat pencemaran air limbah dari industri.

    Namun berkat semakin tinggi tingkat kepedulian dalam hal kelestarian sungai dan usaha menjaga alam maka muncul niat baik dari pihak industri untuk melakukan pengolahan air limbah pabriknya melalui perencanaan yang matang untuk meminimalkan limbah melalui penerapan instalasi pengolahan air limbah atau IPAL.
  • Limbah Komunal

    Limbah ini berasal dari kegiatan rumah tangga seperti air cucian dan tinja. Limbah tinja mengandung banyak bakteri berbahaya seperti bakteri E.Coli yang bisa menyebabkan penyakit typhus, diare, hingga kolera. Sedangkan limbah air cucian juga dapat menyebabkan air yang ada di selokan tercemar dan berubah warna menjadi cokelat bahkan mengeluarkan bau sehingga dibutuhkan sistem IPAL yang bagus untuk mengolah air tersebut agar tidak mencemari lingkungan dan menimbulkan penyakit berbahaya.

Baca Juga: Mengenal Jenis – Jenis Limbah

Latar Belakang Masalah Pencemaran Air

Di Indonesia, upaya untuk pengolahan air limbah belum berjalan secara maksimal karena biaya pengolahan dan pembuangan air limbah semakin tinggi setiap tahunnya, serta pemeliharaan fasilitas tersebut yang terbatas membuat pihak industri berfikir ulang untuk menginvestasikan dana kas perusahaan untuk pencegahan kerusakan lingkungan sekitar.

Dari tahun ke tahun, pencemaran air disekitar pabrik meningkat juga akibat perkembangan penduduk di Indonesia dan industri bertumbuh pesat di sepanjang sungai tidak dibarengi dengan pengelolaan air limbah secara memadai. Hubungan sosial antara masyarakat dengan industri juga tidak terlalu baik akibar dari pencemaran sungai yang diduga berasal dari buangan industri tersebut sehingga seringkali menjadi sumber konflik berkepanjangan karena masyarakat menuntut agar pengentian pengoperasian pabrik dan tuntutan berupa perbaikan lingkungan sekitar dan pengendalian air limbah dari pabrik tersebut.

Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana belum dapat menggugah industri untuk melakukan perencanaan dan pembangunan instalasi pengelolaan air limbah. Namun perlu Anda ketahui juga bahwa air limbah tidak hanya berasal dari pabrik saja, namun juga puskesmas, rumah sakit hingga rumah tangga sehingga sudah pasti dibutuhkan sistem dan proses pengolahan air limbah secara berkelanjutan menggunakan teknologi terbarukan.

C. SIFAT AIR LIMBAH

Limbah bentuk cair memiliki 2 karakteristik yaitu fisika dan kimia.

Adapun karakter fisikanya dari limbah cair antara lain :

  • Padatan : pada limbah cair ada padatan organic serta nonorganik yang mengendap serta tersuspensi sehingga dapat mengendap serta menimbulkan pendangkalan.
  • Kekeruhan : kekeruhan menampilkan sifat optis di dalam air sebab terganggunya sinar matahari dikala masuk ke dalam air akibat terdapatnya koloid serta suspensi.
  • Bau : bau disebabkan sebab terdapatnya mikroorganisme yang menguraikan bahan organic.
  • Suhu : limbah cair mempunyai temperatur yang berbeda dibanding dengan air biasa, umumnya suhunya lebih besar sebab terdapatnya proses pembusukan.

Sedangkan karakter kimia dari limbah cair yaitu :

  • Keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh terdapatnya bahan buangan yang bersifat asam ataupun basa. Supaya air limbah tersebut tidak beresiko dan berbahaya, maka limbah diupayakan buat mempunyai pH netral.
  • Logam berat beracun : Merkuri untuk produk komestik agar kulit pengguna akan tampak putih, Cadmium akibat proses pertambangan dan pengelasan logam.

pengolahan air bersih dan air limbah

D. LANGKAH-LANGKAH INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Air limbah tentu akan menjadi masalah serius apabila tidak melalui tahapan – tahapan yang detail untuk diolah menjadi aman bagi lingkungan sekitarnya. Maka dari itulah kepedulian seluruh pihak baik pihak industri dan masyarakat harus mulai ditingkatkan guna kebaikan bersama.

Salah satu yang bisa dijadikan contoh adalah DKI Jakarta, beberapa saat yang lalu, Dinas Lingkungan Hidup Jakarta melakukan sebuah penelitian mengenai kualitas air sungai di beberapa daerah DKI Jakarta. Hasil penelitian tersebut cukup mengkhawatirkan, pasalnya penelitian tersebut menunjukan bahwa 15-20 sungai kecil di daerah DKI Jakarta sudah tercemar dalam status parah. Air sungai ini saat ini sudah mengandung zat-zat berbahaya, seperti BOD, COD, bakteri E-Coli, serta Timbal.

Terdapat sebuah penelitian lain tahun 2018 yang mengemukakan bahwa terdapat 42 kecamatan di DKI Jakarta telah tercemar berat. Secara data menunjukan bahwa 75% dari sumber air tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang baik dan aman untuk dikonsumsi oleh tubuh.

Bila ditelusuri bakteri e-coli berasal dari tinja manusia, sedangkan senyawa lain bisa jadi berasal dari home industry seperti laundry pakaian dan cucian motor yang dalam proses pembuangan air limbah ke sungai tidak melalui proses filtrasi terlebih dahulu padahal air limbah yang tidak dikelola seperti yang kita ketahui diatas dalam menyebabkan berbagai masalah kesehatan dikemudian hari. Sementara itu pengendalian sesudah proses pembuatan dimaksudkan guna mengurangi kandungan bahan peencemar sehingga pada kesimpulannya air tersebut memenuhi baku kualitas yang telah diresmikan.

Akan tetapi meski begitu, permasalahan air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan sebab pengolahan air ini membutuhkan bayaran investasi yang besar serta bayaran operasi yang tidak sedikit. Untuk itu, pengolahan air mesti dilakukan dengan teliti, diawali dari perencanaan yang cermat, penerapan pembangunan sarana instalasi pengolahan air limbah( IPAL) ataupun unit pengolahan limbah( UPL) yang benar, dan pengoperasian yang teliti.

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, ada sekian banyak parameter mutu yang digunakan. Parameter mutu air limbah bisa dikelompokkan jadi 3, ialah parameter organik, ciri raga, serta kontaminan tertentu. Parameter organik ialah dimensi jumlah zat organik yang ada dalam limbah.

Parameter ini terdiri dari total organic carbon( TOC), chemical oxygen demand( COD), biochemical oxygen demand( BOD), minyak serta lemak( O&G), serta total petrolum hydrocarbons( TPH). Ciri raga dalam air limbah bisa dilihat dari parameter total suspended solids( TSS), pH, temperatur, warna, bau, serta potensial reduksi. Sebaliknya kontaminan khusus dalam air limbah bisa berbentuk senyawa organik ataupun inorganik.