3 Tahapan Pengolahan Air Limbah

//
Home » News » 3 Tahapan Pengolahan Air Limbah

Tingkat popularitas penduduk yang semakin hari kian padat, pastinya hal ini akan berdampak pada pengaruh dari berbagai aspek kehidupan, di antaranya adalah kebutuhan manusia. Sebagai contohnya seperti makanan, minuman, serta lain-lain. Yang mana dengan itu semua akan menyebabkan terjadinya proses industri.

Dalam perkembangan dunia industri sendiri, saat ini semakin meningkat, sehingga membuat para pengusaha dituntut untuk lebih cerdas dalam mengendalikannya, supaya tidak terjadi masalah bagi lingkungan sekitar. Limbah yang dihasilkan pastinya akan memberikan efek buruk serta membahayakan jika tidak diatasi dengan baik dan benar.

Cara pengendalian air limbah pada umumnya, yaitu menggunakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Di mana metode ini menggunakan berbagai alat perlengkapan teknologi modern yang mampu mengurai air limbah dalam menurunkan kadar pencemaran.

Sistem Pengolahan Air Limbah Lengkap

Sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
pixabay

Sistem pengolahan air limbah yang lengkap terdiri dari pengolahan pendahuluan, pengolahan pertama, pengolahan kedua, dan pengolahan ketiga.

Sistem Pengolahan Pendahuluan

Sistem pengolahan pendahuluan terdiri dari dua unit, yaitu bar screen dan grit chamber. Bar screen berfungsi untuk memisahkan sampah-sampah dari air limbah yang masuk ke dalam sistem pengolahan.

Bar screen adalah unik pengolahan pendahuluan yang dilengkapi dengan saringan yang berbentuk batang-batang yang dipasang horizontal. Sampah-sampah akan tertahan di saringan pada saat air limbah melewatinya. Sampah-sampah yang tertahan perlu dibersihkan secara berkala, secara menual, ataupun dengan mesin, agar tidak terjadi penyumbatan air.

Benda yang ada di dalam air limbah, yang bisa ditangkap di bar screen, adalah sampah-sampah yang berupa kertas, daun-daun, tisu, hingga pampers. Sedangkan benda-benda yang bisa ditangkap dari grit chamber, adalah pasir, krikil, kansing-kancing baju, dan lain-lain.

Grit chamber merupakan unik pengolahan pendahuluan. Grit chamber berbentuk saluran pasir dan krikil, serta partikel-partikel berat lainnya dapat terperangkap unik pengolahan grit chamber. Karena kecepatan aliran horizontal dalam reaktor ini rendah.

Kedua pengolahan ini dimaksudkan untuk memisahkan bahan-bahan yang bisa mengganggu dalam proses pengolahan selanjutnya.

Baca Juga: Pengertian Instalasi Pengolahan Air Limbah

Pengolahan Pertama

Tahapan pertama pengolahan air limbah merupakan pengendapan pertama. dalam tangki pengendapan, partikel-partikel yang mempunyai masa jenis lebih besar dari air, akan mengendap menjadi lumpur. Sedangkan partikel-partikel yang mempunyai mas jenis lebih kecil dari masa air, akan mengapung menjadi kotoran terapung.

Pengolahan pertama terdiri hanya satu unit yaitu pengendapan pertama. Fungsi dari pengendapan pertama adalah untuk mengendapkan partikel-partikel sistensi yang masih terbawa dari unit pengolahan pendahuluan. Partikel-partikel suspensi ini akan mengendap menjadi lumpur.

Partikel-partikel dengan ukuran lebih besar akan mengendap lebih cepat, dibandingkan partikel-partikel yang mempunyai ukuran lebih kecil.

Dua Bentuk Tangki Pengendapan Pertama

Ada dua bentuk tangki pengendapan pertama yaitu tangki pengendapan berbentuk persegi dan tangki pengendapan berbentuk bulat. Inlet dari tangki pengendapan berbetuk persegi berada di salah satu sisi tangki, sedangkan outletnya, berada di sisi seberang inlet.

Sedangkan pengendapan berbentuk bulat inlet berada di tengah-tengah tangki. Air mengalir dari inlet menuju outlet yang berada di pinggir sepanjang dinding yang melingkar dari bangunan tangki. Waktu tinggal air di dalam tangki harus cukup sedemikian rupa, sehingga partikel-partikel suspensi yang berupa organik dapat mengendap di dalam tangki.

Efluen yang keluar dari tangki pengendapan kedua disempurnakan dengan tahapan pengolahan ketiga yang merupakan pengolahan lanjutan.

Demikian juga kecepatan mengalir secara horozontal juga harus pelan. Lumpur-lumpur yang mengendap di dasar tangki, akan dibersihkan dengan slit cleber yang akan menyapu lumpur yang menuju ke suatu tempat yang kemudian dipompa untuk dikeluarkan dari tangki. Proses yang terjadi pada tahapan pengolahan kedua berbeda dengan proses yang terjadi pada tahapan pengolahan pendahuluan dan proses yang terjadi pada pengolahan pertama. Terjadi proses fisika dengan mengutamakan gaya grafitasi.

Tahapan Pengolahan Kedua

Tahapan pengolahan kedua terdiri dari tangki aerasi dan pengendapan kedua. Di dalam tangki aerasi mikro organisme akan memakan organik yang dibawa dari proses pengolahan pertama. Organik-oranik ini menjadi makanan bagi mikro organisme yang sengaja ditumbuhkan di tangki aerasi, sementara itu oksigen diperoleh dari proses aerasi yang dilakukan di dalam tangki. Mikro organisme terus berkembang dan bisa menjadi banyak. Oleh karena itu, mikro organisme yang merupakan Flok, akan diendapkan pada tangki pengendapan yang kedua.

Mikro organisme yang mengendap itu menjadi lumpur, sebagian dari mikro organisme, atau sebagian dari flok mikro organisme ini, akan di kembalikan ke tangki aerasi untuk memperkuat dan menambah mikro organisme yang ada di dalam tangki aerasi.

Tahapan pengolahan kedua utamakan proses biologis yang terjadin di dalam tangi aerasi. Bahan organik yang berupa BOD (Biological Oxygen Demand), akan dimakan oleh mikro organisme dalam tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi ini, mikro organisme terus berkembang dan semakin banyak. Flok-Flok mikro organisme ini kemudian diendapkan dalam tangki pengendapan kedua.

Jumlah mikro organisme yang ada di dalam tangki aerasi harus seimbang dengan jumlah makanan yang masuk. Sesuai dengan FM Ratio yang dikehendaki. FM Ratio merupakan perbandingan food, makanan, terhadap mikro organisme.

Dalam perencanaan tangki aerasi ada yang mendesain FM Ratio tinggi atau FM Ratio rendah tergantung analisa dari masing-masing konsultan limbah.

Jumlah lumpur balik yang mengalir ke tangki aerasi dilakukan bilamana konsentrasi MLSS lebih rendah dari yang diharapkan. Sedangkan lumpur yang berlebih akan dialirkan ke unik pengolahan lumpur selanjutnya.

Tangki aerasi berbentuk persegi umumnya dipake untuk FM Ratio tinggi atau FM Ratio sedang, seperti desain konfensional.

tangki aerasi dengan rasio rendah berupa oxydation ditch. Bangunan tangki oxydation ditch berbentuk saluran melingkar. Karena volume besar maka jumlah mikro organisme menjadi banyak, sehingga perbandingan jumlah makanan dan jumlah mikro organisme menjadi rendah.

Keuntungan dari oxydation ditch adalah lumpur yang dihasilkan mudah dikeringkan. Dengan FM Ratio yang rendah sepertinya mikro organisme kekurangan makanan, sehingga mikro organisme menjadi kurang berkembang biak.

Tangki pengendapan kedua umumnya berbentuk bulat, outletnya melingkar berada disepanjang dinding luar, sedangkan inletnya berada di tengah. Lumpur yang dihasilkan berbeda dengan lumpur yang dihasilkan dari tangki pengendapan pertama yang umumnya berupa padatan tersuspensi. Sedangkan lumpur pengendapan dari kedua berupa Flok-Flok mikro organisme.

Tahap Pengolahan Air Limbah Ketiga

pixabay

Tahap pengolahan ketiga adalah proses pengolahan lanjut setelah pengolahan kedua, pengolahan ini merupakan pembersihan akhir guna meningkatkan kualitas air sebelum dibuang ke lingkungan atau didaur ulang, digunakan kembali. pengolahan ketinga utamanya menghilangkan sisa senyawa anorganik, dan zat lain. Seperti nitrogen dan fosfor.

Pengolahan air limbah berlanjut dengan desinfeksi dimaksudkan agar air limbah yang diolah dapat dibuang dengan aman dan memenuhi baku mutu lingkungan sesuai dengan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup.

Demikianlah tahapan-tahapan dalam proses pengolahan air limbah yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Terimakasih.

Sumber.

Kesling Corner

<p>You cannot copy content of this page</p>