5 Langkah Implementasi OHSAS Pabrik Air Minum dalam kemasan amdk

Home » 5 Langkah Implementasi OHSAS Pabrik Air Minum dalam kemasan amdk

Kecelakaan kerja mungkin saja terjadi di mana saja, tidak memandang jenis maupun skala pabrik. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan standar kesehatan dan keselamatan kerja yang harus dipatuhi semua pengusaha, tak terkecuali pabrik air minum. Meski demikian, penerapan OHSAS pabrik air minum sedikit berbeda dengan jenis industri lainnya.

OSHAS-18001-certification Perusahaan pabrik air minum

Hal ini sangat wajar, karena memang implementasi OHASS tersebut bersifat fleksibel. Selaras dengan pendapat dari Anwar Prabu Mangkunegara (2009), yang berpendapat bahwa keselamatan kerja merujuk pada kondisi yang selamat atau aman dari kerusakan, penderitaan, serta kerugian di tempat kerja.

Manfaat dan Elemen OHSAS Pada Pabrik Air Minum

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, semua perusahaan yang memiliki pekerja minimal 100 orang atau usaha yang berisiko tinggi terhadap kecelakaan kerja, wajib menerapkan SMK3. Peraturan ini berlandaskan pada sistem manajemen dan keselamatan skala internasional, yaitu OHSAS 18001.

Pengertian OHSAS Pada Pabrik Air Minum

OHSAS merupakan singkatan dari istilah Occupational Health and Safety Assesment Series. Adapun artinya yaitu standar peraturan internasional yang berguna untuk mengukur pelaksanaan K3 dalam suatu organisasi atau usaha.

Peraturan ini resmi diubah dan dipublikasikan kembali pada tahun 2007, sebagai pengganti peraturan terdahulu (tahun 1999). Sementara itu, OHSAS sendiri terdiri dari dua bagian, yakni:

a. OHSAS 18001 yang memuat tentang spesifikasi K3

b. OHSAS 18002 yang memuat tentang pedoman dalam implementasi

Tujuan OHSAS Pada Pabrik Air Minum

Menurut pendapat Ramli (2009), SMK3 adalah konsep pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disusun secara komprehensif dan sistematis. Konsep tersebut disusun melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengujian, serta pengawasan. Dari sini, penerapan OHSAS pabrik air minum bertujuan untuk:

a. Mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

b. Meningkatkan perlindungan terhadap para pekerja dari segala jenis bahaya atau risiko kerja.

c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap pabrik air minum.

d. Membuat sistem manajemen yang diterapkan agar lebih efektif.

e. Menurunkan angka kerugian akibat kecelakaan kerja.

Implementasi Pada Pabrik Air Mimun

Penerapan OHSAS pabrik air minum tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Hal ini bertujuan agar SMK3 yang diterapkan nantinya dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal. Berikut beberapa tahapan tersebut:

1. Komitmen serta Kebijakan

Sebelum menetapkan peraturan, pihak manajemen pabrik air minum harus menyusun kebijakan-kebijakan yang akan diberikan. Contoh, kebijakan dalam berkendara, kebijakan terhadap alkohol dan obat terlarang, serta kesehatan dan keselamatan kerja. Perumusan ini harus dilakukan secara cermat, agar ruang lingkup kebijakan tersebut sudah:

a. Sesuai dengan skala serta sifat risiko K3 pada pabrik air minum.

b. Mencakup komitmen pabrik untuk tindak lanjut.

c. Memenuhi peraturan perundangan yang berlaku dan beragam persyaratan lainnya.

d. Menyiapkan kerangka kerja untuk mencapai serta meninjau ulang sasaran dari K3.

e. Dikomunikasikan kepada seluruh pegawai, agar dapat dipahami, ditaati, dan dijaga bersama.

2. Perencanaan OHSAS Pada Pabrik Air Minum

Tahap perencanaan bertujuan untuk memastikan bahwa OHSAS pabrik air minum yang akan ditetapkan dapat tepat sasaran. Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan saat proses perencanaan:

a. Identifikasi Bahaya

Meski tidak diinginkan, setiap proses kerja pasti memiliki risiko bahaya yang mungkin saja terjadi. Berikut beberapa jenis bahaya yang ada pada pabrik air minum dalam kemasan:

  • Bahaya mekanis, yaitu bahaya yang berasal dari peralatan mekanis atau suatu benda yang bergerak. Contoh, terpeleset, terjepit, terbentur.
  • Bahaya elektrik, yaitu bahaya yang berasal dari peralatan yang mengandung aliran listrik. Contoh, tersengat listrik.
  • Bahaya biologi, yaitu bahaya yang berasal dari organisme yang berada di lingkungan kerja. Contoh, terpapar virus, kuman, atau bakteri yang bersumber dari alat pengolahan air minum.
  • Bahaya kimia, yaitu bahaya yang berasal dari bahan kimia, baik gas, cair, maupun padat. Contoh: uap HCl.
  • Bahaya fisik, yaitu bahaya yang berhubungan dengan kesehatan fisik pekerja. Contoh, getaran, kebisingan, pengaturan suhu.
  • Bahaya psikologi, seperti hubungan serta kondisi kerja yang kurang nyaman, dan beban kerja yang cukup berat (Mulya, 2013).

b.  Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah tindakan untuk menggolongkan jenis-jenis bahaya yang ada di dalam pabrik air minum. Tujuannya yaitu untuk mengetahui sebarapa besar kemungkinan kecelakaan kerja terjadi serta akibat yang mungkin ditimbulkan. Tindakan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

  • Analisis kualitatif, yaitu menjabarkan risiko bahaya menggunakan skala deskriptif.
  • Analisis semi kuantitatif, yaitu penjabaran risiko bahaya berdasarkan probability (kemungkinan), exposure (paparan), serta consequence (dampak).
  • Analisis kuantitatif, yaitu penjabaran risiko bahaya dengan memanfaatkan model dari hasil kejadian maupun perkiraan. Sementara probabilitas dan dampak digunakan untuk menentukan tingkatan risiko bahaya.

c. Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko adalah suatu upaya tindak preventif atau pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan kerja. Adapun pengendalian risiko yang dapat diterapkan, yaitu:

  • Eliminasi atau menghilangkan suatu tahapan atau bahan yang dapat memicu bahaya.
  • Substitusi atau menggantikan sumber bahaya dengan bahan lain yang lebih aman.
  • Isolasi atau memasang pengaman pada sumber bahaya, misal pagar pembatas mesin.
  • Rekayasa atau pemasangan alat untuk memberikan pertanda munculnya bahaya, misal alat sensor otomatis atau alarm kebakaran.
  • Pengendalian administratif
  • Penyediaan APD (alat pelindung diri), kotak P3K, dan lain-lain.

3. Implementasi OHSAS Pada Pabrik Air Minum

Implementasi merupakan wujud nyata dari penerapan OHSAS pabrik air minum yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini, seluruh pegawai yang ada di dalam pabrik air minum terlibat secara langsung dalam pelaksanaan kebijakan SMK3. Adapun ruang lingkup implementasi OHSAS, yaitu:

  • Tanggung jawab dan akuntabilitas, yaitu pembagian tanggung jawab sesuai dengan prosedur, kemampuan, dan bagian pekerjaannya. Dalam hal ini, pembagian tugas harus jelas mulai dari puncak hingga ke paling bawah.
  • Kompetensi dan pelatihan, yaitu tindak pengendalian risiko dengan melakukan pembekalan serta pelatihan kepada para pegawai. Hal ini dikarenakan faktor utama terjadinya kecelakaan kerja adalah unsafe act atau tindakan pegawai yang kurang aman.
  • Komunikasi, partisipasi, dan konsultasi, yaitu metode pendekatan terhadap para pekerja dengan cara membangun komunikasi dua arah yang positif. Baik terhadap hubungan internal maupun eksternal pabrik.

4. Pemeriksaan atau Checking

Pemeriksaan atau pengecekan bertujuan untuk mengetahui tentang sejauh mana OHSAS pabrik air minum tersebut diterapkan. Apakah sudah berjalan sesuai dengan kebijakan pabrik atau ada tindak kecurangan (penyimpangan). Oleh karena itu, dalam prosedur pemeriksaan harus memuat tentang:

  • Pengukuran risiko dan bahaya secara kualitatif serta kuantitatif sesuai kebutuhan manajemen.
  • Pemantauan sejauh mana pencapaian dari K3 yang ditetapkan.
  • Pemantauan terhadap efektifitas tindak pengendalian risiko, baik kesehatan maupun keselamatan kerja.
  • Pengukuran kinerja pegawai, baik yang proaktif maupun reaktif.
  • Pencatatan data dari hasil pemantauan sebagai bahan tindak koreksi.

5. Peninjauan atau Evaluasi

Meski hanya berupa pabrik air minum, tindak evaluasi mengenai penerapan OHSAS tetap harus dilaksanakan secara berkala. Kegiatan ini biasanya dilakukan menggunakan metode inspeksi atau audit yang kemudian dirangkum menjadi dokumen khusus.

Untuk mendukung kelengkapan dokumen, pabrik juga harus menjalankan penyelidikan terhadap segala sesuatu yang terjadi. Sebab, semua bahan tersebut nantinya akan turut dibahas dalam rapat rutin anggota P2K3. Tujuannya yaitu untuk melakukan koreksi, serta menyusun langkah selanjutnya jika memang terjadi penyimpangan atau kesalahan. Demikian sedikit ulasan mengenai OHSAS pabrik air minum. Keselamatan dan kesehatan kerja memang harus diutamakan oleh perusahaan atau pabrik mana pun. Sebab, pegawai merupakan aset terbesar bagi suatu usaha. Dengan memberikan jaminan yang layak, maka produktivitas akan meningkat.

Baca Juga :

  1. Penjelasan Pabrik air minum dalam Kemasan secara umum.
  2. Strategi branding & Brand Awareness Perusahaan Amdk.
  3. Investasi / modal usaha untuk membangun pabrik amdk.
  4. Desain ruangan pabrik air minum amdk.
  5. Standar design GMP (Good Manufacturing Practice) dan CPPOB dalam Food Industri Air minum dalam kemasan.
  6. Penjelasan dan Penerapan ISO pada perusahaan air minum.
  7. Penerapan OHSAS untuk kesehatan dan keselamatan kerja Karyawan.
  8. Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis ( HACCP ) Perusahaan Air minum
  9. Perilaku dan Budaya konsumen dalam membeli air minum kemasan.
  10. Strategi pemasaran air minum kemasan.
  11. Pentingnya Analisis pesaing air minum kemasan.
  12. Cara membuat studi kelayakan bisnis air kemasan.
  13. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola manajemen pabrik amdk.
  14. Apa penyebab pabrik air minum bangkrut ? Kenali penyebabnya.
  15. Biaya produksi air minum kemasan gelas, botol dan gallon.
  16. Izin usaha pabrik air minum kemasan.
  17. Jenis-jenis air minum kemasan.
  18. Kualitas sumber air kemasan.
  19. Cara menentukan lokasi pabrik air minum yang ideal
  20. Target pangsa pasar air minum kemasan.
  21. Peralatan laboraturium pabrik air kemasan.
  22. Proposal bisnis usaha air minum kemasan.
  23. Dokument UKL UPL Perusahaan Air minum kemasan.